Minggu, 08 September 2024

 Pendidikan merupakan suatu hal yang selalu ada di sekitar kita yang kita terima sejak dini, bahkan sebelum kita mengenal huruf dan angka. Menurut Bapak Pendidikan Indonesia, Ki Hajar Dewantara, “Pendidikan adalah tuntutan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak,” adapun maksudnya, pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya.

Setiap individu di muka bumi ini memiliki kedudukan, hak, kewajiban dan kesempatan serta peran yang sama dalam segala aspek kehidupan maupun penghidupan seperti individu yang lain tanpa adanya diskriminasi. Begitu pula dengan hak mendapatkan pendidikan. Tidak peduli gender, ras, suku, usia maupun fisik, setiap dari kita berhak mendapatkan pendidikan yang terbaik.

Saat ini hampir di seluruh negara di dunia telah menerapkan kesetaraan hak bagi penyandang disabilitas. Kesetaraan hak tersebut pun juga dapat kita jumpai di negeri dua benua ini. Penyandang disabilitas mendapatkan fasilitas dan perhatian khusus dari pemerintah Turki. Hal ini dikarenakan jumlah penyandang disabilitas di Turki pun cukup banyak, yaitu sekitar 6,9% dari jumlah populasi penduduk di Turki (Sumber: Aile ve Sosyal Politikalar Bakanlığı). Meskipun mereka terlihat berbeda tetapi mereka tetap mendapat kesempatan yang sama seperti orang normal lainnya. Penyandang tuna netra tetap bisa menyusuri jalanan dengan aman dengan adanya garis kuning di sepanjang trotoar sebagai penunjuk jalan, penyandang tuna daksa yang harus menggunakan kursi roda tetap bisa menaiki bus kota dengan nyaman melalui pintu tengah bus kota dan dengan bantuan papan yang berbentuk bidang miring. Selain itu, penyandang disabilitas di Turki pun juga dibebaskan biaya transportasi dalam kota.

Sumber: Google

Pernahkah kalian berpikir bagaimana mereka mendapatkan pendidikan di Turki? Ternyata, pemerintah Turki pun turut peduli terhadap pendidikan mereka. Hal ini dibuktikan dengan adanya sekolah khusus tuna netra (görme engelli), tunga rungu (işitme engelli), tuna daksa (ortopedik engelli), dan tuna grahita (zihinsel engelli). Pemerintah Turki juga memberikan bantuan biaya bagi penyandang disabilitas dan keluarganya. Sayangnya, sekolah untuk penyandang disabilitas di Turki hanya dapat dijumpai di beberapa kota. Sekolah tersebut pun rata-rata hanya sampai jenjang Ortaokul atau setara dengan Sekolah Dasar. Sampai saat ini Meslek Lisesi hanya tersedia untuk penyandang tuna rungu dan tuna daksa. Meski begitu, pemerintah Turki pun turut memberikan fasilitas Pusat Rehabilitasi kepada penyandang tuna daksa dan tuna grahita agar mereka dapat bertahan hidup di tengah masyarakat normal, juga untuk menyediakan layanan perawatan sosial preventif kepada mereka. Sampai saat ini, jumlah sekolah swasta bagi penyandang disabilitas dan Pusat Rehabilitasi di Turki berjumlah 2.178 sekolah dan sejak tahun 2003 lebih dari sepuluh ribu guru mengajar untuk mereka (Sumber: Millî Eğitim Bakanlığı).

Mereka mungkin terlihat berbeda di mata kita. Mereka istimewa. Meski begitu mereka tetaplah manusia, memiliki hak yang sama dengan kita. Mengenyam pendidikan dan meraih cita-cita. Dengan kemauan dan tekad yang kuat serta dukungan penuh dari pemerintah tidak mustahil bagi mereka untuk meraih kesuksesan di masa yang akan datang. Semoga hal ini bisa menjadi contoh untuk pendidikan Indonesia yang lebih baik kelak.


Artikel ini telah dimuat dalam Majalah PPI Turki "Konstantinesia" edisi 4, 2018

Jurnal Alin . 2017 Copyright. All rights reserved. Designed by Blogger Template | Free Blogger Templates