Minggu, 15 Oktober 2017

Setelah menerima email invitation, tak ada banyak waktu untukku bersantai. Aku harus segera mempersiapkan berkas-berkas yang akan aku bawa ketika interview nanti. Selain berkas, aku juga harus menyiapkan diri mulai berlatih interview. Belajar mengendalikan diri agar tetap tenang ketika menjawab pertanyaan yang nantinya akan diberikan. Of course interview YTB pake bahasa Inggris. Tapi tak usah khawatir, di zaman serba canggih seperti sekarang ini semua yang kalian cari bakal ada di internet, termasuk contoh pertanyaan saat wawancara beasiswa.

Oh ya, apa saja sih yang harus dipersiapkan sebelum interview?
1. Searching referensi pertanyaan sebanyak-banyaknya dan tulis jawaban versi kalian. Kalau perlu hafalkan sedikit-sedikit sambil melatih diri agar tidak grogi.

2. Perbanyak wawasan tentang negara tersebut, yang ada kaitannya tentang jurusan dan hobi kalian.

3. Jika mempunyai karya, bawa semua karya-karyamu dalam bentuk hardcopy.

4. Optional sih ini. Kalau aku kemarin bikin mind map di sketch book gitu. Aku namain bukunya dreams book. Isinya mind map tentang future plan jika aku kuliah di Turki dan rencana setelah lulus kuliah. Lalu di halaman selanjutnya berisi kumpulan foto-foto kegiatanku dan apa saja yang telah aku lakukan untuk meraih mimpi itu. Seperti buku-buku yang sudah aku terbitkan atau karya-karya lain yang pernah dimuat di majalah.

Jika semua sudah siap, pastikan kembali perlengkapan 'perang'mu tidak ada yang ketinggalan. Jangan lupa juga untuk minta doa restu orang tua, keluarga, saudara, teman-teman, dan semuanya.

Sore itu, 8 Mei 2017 aku berangkat perang dari Stasiun Gubeng Surabaya menuju Stasiun Gambir Jakarta. Perjalananku memakan waktu 12 jam. Ya, cukup melelahkan. Tapi bisa kugunakan untuk terus berlatih. Pukul 05.00, aku telah tiba di Jakarta. Aku pun segera mengunjungi temanku dari Kalimantan Tengah yang juga akan mengikuti seleksi wawancara.


Terlalu pagi memang, kami berangkat menuju Hotel JS Luwansa pukul 08.00 pagi. Padahal jadwal interview kami masih pukul 15.00. Tak apalah, hitung-hitung mengenali medan perang. Jujur, aku deg-degan parah. Hingga hari sudah berganti siang, rasa deg-deganku berangsur-angsur hilang, malah rasanya aku ingin segera dipanggil untuk masuk ke ruangan.
Interviewee tim siang-sore


Pukul 15.00 salah satu interviewer yang paling muda keluar ruangan dan memanggil namaku. Sontak aku kegirangan. "Yess!" kata-kata itu sempat terlontar dari mulutku. Bukan karena aku sudah siap betul untuk menerima pertanyaan, tapi aku khawatir jika jadwalku interviewku mundur aku akan ketinggalan kereta pulang wkwk :v. Bismillahirrahmanirrahim... ucapku dalam hati ketika menginjakkan kaki di ruang interview. Aku lupa bagaimana alur wawancara dengan detail, yang aku ingat, ketika aku masuk ke ruangan, aku melihat ada 3 interviewer di dalam. Laki-laki semua. Dan yang duduk di tengah menyapaku duluan. Setelah itu berkas yang sudah aku masukkan dalam map mereka minta untuk dilihat kebenarannya (Semua berkas yang pernah di upload di tbbs). Lalu aku disuruh untuk mengenalkan diriku. Dan mulailah aku beraksi.

"First of all, I would thank to you for give me the opportunity for this interview, my name is Alinda Putri Dewanti. I has graduated from SMAN 1 Pandaan. In turkey I choose journalism because I have strong background and many experience in journalism. I had publish three books, I even join any writing competition, writing a story in some magazine, and in the school I was active as managing editor in journalistic club." (Maafkan bahasa Inggrisku yang hancurr, yang penting interviewer ngerti maksudku wkwk). Aku juga nunjukkin tuh buku-buku aku, aku jelasin judul dan isinya tentang apa.
Setelah itu, interviewer yang di kanan nanya tahu info beasiswa ini dari siapa. Disambung dengan yang tengah tanya tentang keluargaku. Aku sempat gelagapan, dan minta untuk mengulang pertanyaan karena mereka hampir bersahutan melontarkan pertanyaan. Kuncinya, tetap tenang dan senyum :) Tatap mata interviewer satu persatu ketika menjawab pertanyaan dengan porsi tatapan mata lebih banyak kepada salah satu yang bertanya. 

Lalu aku meminta izin untuk menjelaskan dreams book yang telah aku persiapkan, tentang future plan-ku jika lolos beasiswa YTB ini. Belum selesai aku menjelaskan dream book-ku, dipotong pertanyaan jika aku tidak lolos beasiswa YTB apa yang akan aku lakukan, juga apa yang akan aku lakukan di Turki jika lolos beasiswa YTB. Pertanyaan terakhir, apakah orang tua setuju dan mendukungku untuk melanjutkan studi di Turki. "Okay, I think it's enough, Thank you Alinda."
BUMM!! Aku speechless. Cepet banget. Sekitar 5 menit atau bahkan kurang. Padahal teman-teman yang lain ada yang sampai 10 menit di dalam ruangan. Dalam hati aku tanya, "Udah? Gini doang?". Bukan karena apa, aku hopeless eh:". Mereka gak ada nanya tentang LOI, kenapa aku pilih Turki, atau wawasan tentang jurnalistik di Turki. Bukankah itu adalah pertanyaan penentu?. Ah, aku tak tahu. Serahkan semuanya pada Allah saja. Semoga usahaku ini berbuah hasil yang indah.

Berapa lama kalian interview tak usah khawatir, tetap siapkan diri dengan baik. Pertanyaan yang diberikan biasanya seputar diri kalian. Keluarga, planning, alasan kenapa pilih Turki, dsb. Ingat, Practice, practice, and practice. Cause practice makes perfect. Dan jangan lupa untuk terus berdoa. Allah knows the best for us, don't worry.

3 Komentar

Kak aku mau tanya, untuk ke tahap interview test ini... menunggu email dari sana atau setelah mengisi semua data di website langsung otomatis di undang untuk interview yaa

REPLY

kak biasanya nunggu pengumuman dgn interview brp lama?

REPLY

Kak orang yang lagi interview kk laki" atau perempuan.

REPLY

Jurnal Alin . 2017 Copyright. All rights reserved. Designed by Blogger Template | Free Blogger Templates